MUSIM KELIMABELAS
Tahun 2009-2010
Inter Milan musim tahun 2009-2010
Meski
musim sebelumnya Inter Milan tetap meraih scudetto, namun dikarenakan masih
belum memenuhi ekspetasi Presiden Moratti, maka kebijakan transfer pemain musim
ini lebih banyak daripada sebelumnya. Yang disayangkan adalah kepindahan sang
pemain terbaik, Zlatan Ibrahimovic.
Materazzi
menyatakan Ibra adalah pemain yang sepertinya kurang disukai oleh Mourinho, yang
punya momen tak mengenakkan kala pindah dari Nerazzurri ke Barcelona musim
panas 2009. "Mereka berpisah dengan tidak baik. Ibra seperti mencampakkan
kami dengan bergabung ke Barcelona saat sesi pra-musim di Los Angeles,"
sambungnya.
"Dia
bilang ke Cristian Chivu: 'Kamu tidak akan pernah memenangi Scudetto tanpa
saya'. Mourinho membalasnya dan bilang: 'Saya ingin kamu tahu bahwa kami akan
memenangi segalanya tanpamu.' Seperti itulah yang terjadi."
Lucio
Di
lini pertahanan Mourinho menambahkan 2 amunisi yaitu kiper Vid Belec dan bek
handal Lucio. Lucio didatangkan Inter dari Bayern Muenchen pada 2009. Setelah
sukses berkarir di Jerman, Lucio mencoba peruntungannya di Italia dengan
bergabung bersama Inter Milan pada 16 Juli 2009. Di Nerazzurri ia
menandatangani kontrak berdurasi 3 tahun.
Motta dan Milito
Pada tanggal 20 Mei 2009, Motta bersama rekan
seklubnya Diego Milito resmi dibeli oleh Inter Milan dengan nilai total
transfer kedua pemain itu diyakini tidak kurang dari 30 juta poundsterling atau
lebih dari Rp 500 miliar ditambah pertukaran sejumlah pemain besar-besaran,
diantaranya Robert Acquafresca dan sejumlah pemain primavera seperti Fransesco
Bolzoni, Leonardo Bonucci, dan Riccardo Meggiorini bergabung dengan Genoa dalam
basis permanen.
Sneijder
Pada
27 Agustus 2009, Sneijder hengkang dari Real Madrid ke Internazionale Milan
dengan kontrak berdurasi 4 tahun dan harga sekitar 15 juta euro. Meski
berpostur kecil, Sneijder memiliki kecepatan, kekuatan menahan bola dan passing
akurat. Selain itu ia juga dikenal piawai mengeksekusi bola-bola mati.
Karena penempatan sempurna dan kemampuannya
yang dikonfirmasi untuk mencetak gol dari tendangan bebas, Sneijder mendapat
reputasi sebagai spesialis bola mati. Dengan perawakan pendek, dia cepat, kuat
saat menguasai bola, dan jangkauan passingnya meningkat dengan keterampilannya.
Eto’o
Pada tanggal 27 Juli 2009, Eto'o lolos tes
medis dan menandatangani kontrak selama lima tahun dengan Inter Milan. Eto’o
hijrah ke Inter Milan sebagai persetujuan transfer Zlatan Ibrahimovich yang
hijrah ke Barcelona. Bersama Inter Milan dibawah asuhan Jose Mourinho, Eto’o
menjadi salah satu kunci kesuksesan Inter meraih Treble Winner di tahun 2010.
Pandev
Pada Januari 2010, Pandev menandatangani
kontrak empat tahun setengah dengan manajemen Inter Milan dan menerima nomor
punggung 27. Sebelumnya Pandev bergabung dalam klub Lazio selama lima tahun dan
menunjukkan performa impresif di tahun pertamanya bersama Lazio.
Sebenarnya Pandev muda saat berusia kedelapan
belas tahun bergabung dengan Inter Milan pada musim panas 2001. Inter Milan
meminjamkan Pandev ke klub Spezia, dimana ia bermain secara rutin di turnamen
Serie C1. Pada tahun berikutnya, ia dikirim lagi sebagai pemain pinjaman ke
klub yang baru dipromosikan ke klasemen Serie A, Ancona. Selama karirnya di
klub Ancona, tim tersebut tengah menjalani musim terburuk di antara klub lain
yang bertanding di turnamen Serie A.
Pada Januari 2004, pemain sepakbola Serbia,
Dejan Stankovic ditarik oleh Inter Milan dari Lazio, dan Pandev dikirim ke
Lazio sebagai pertukaran dalam perjanjian kerjasama yang terbentuk di antara
kedua tim dengan bayaran €1,000. Namun sampai penghujung musim 2003-2004,
Pandev tetap bertahan di Ancona untuk merampungkan masa kontrak peminjamannya.
Inter Milan Treble Winners
Kedatangan Mourinho benar-benar menjadi
berkah bagi La Beneamata. Pelatih berjuluk The Special One itu sukses meraih
Treble Winners yakni Scudetto, Coppa Italia, dan Liga Champions. Gelar Liga
Champions terasa sangat spesial karena terakhir kali direbut Inter pada
1964-65. Inter juga tercatat sebagai satu-satunya klub Italia yang merebut
Treble Winners.
Musim 2009-10 bisa dibilang era keemasan
Inter dibawah Mourinho. Terlebih, 28 April 2010, timnya sukses menyingkirkan
juara bertahan Barcelona di semifinal Liga Champions dengan agregat 3–2. Hasil
tersebut membawa Inter melaju ke final dan menantang Bayern München pada 22 Mei
2010 di Stadion Santiago Bernabéu.
Ini merupakan final pertama La Beneamata
sejak 38 tahun terakhir. Prestasi itu membuat namanya kian berkibar dan menjadi
minat tim-tim elit Eropa seperti AC Milan dan Real Madrid untuk menjadikan
dirinya sebagai pelatih di musim depan. Selain Liga Champions, Inter berpeluang
merebut gelar Coppa Italia dan Serie A.
Trofi
Coppa Italia merupakan prestasi pertama dari tiga trofi yang diincar pada musim
2009-10, Mourinho dan anak buahnya sukses mengalahkan AS Roma pada tanggal 6
Mei 2010 di Stadion Olimpico.
Pada
16 Mei 2010, dia kembali mengantar Inter ke tangga juara Liga Italia sekaligus
mencatat scudetto Inter yang ke-18 dan dalam lima musim berturut-turut setelah
membekap Siena 1–0 di Artemio Franchi.
Goal Milito
Di
Stadion Santiago Bernabeu pada tanggal 23 Mei 2010, Inter bersama Mourinho
mencetak sejarah baru setelah mengalahkan Bayern 2–0 lewat kaki emas Milito
pada laga Final Liga Champions. Inter menjadi tim Italia pertama dalam sejarah
yang meraih Treble Winners.
Mourinho
Pada
musim terakhir dengan Inter Milan, Mourinho kembali menunjukkan
ketidaksukaannya terhadap wasit dengan cara yang tidak biasa. Kala masih
menukangi Inter Milan, dua orang pemainnya diusir keluar lapangan saat
menghadapi Sampdoria di musim 2009/10. Masalahnya, Mourinho kemudian melakukan
gerakan mengepal tangan dan membentuk tanda 'X'. Seolah-olah tangannya sedang
dibrogol.
Mungkin ia ingin menunjukkan bahwa keputusan
wasit itu bagaikan membuat Inter bermain hanya dengan satu kaki. Tak ada ampun
bagi Mou, Federasi Sepakbola Italia pun menjatuhinya dengan hukuman tiga kali
larangan mendampingin Nerazzuri.
Meski penuh kontroversi, Mourinho harus
diakui memang pandai memilih kata untuk menjaga mental pemainnya. Beberapa
komentar Mourinho tersebut adalah setelah pertandingan derbi. Jose Mourinho
tidak ingin terlena dengan kemenangan Inter Milan 4-0 atas AC Milan. Jose
Mourinho tetap fokus menghadapi pertandingan berikutnya.
Komentarnya adalah sebagai berikut “Saya tidak meninggalkan stadion ini pekan
lalu menangis setelah imbang melawan Bari dan saya tidak meninggalkan stadion
ini dengan sampanye setelah kemenangan ini.”
Keinginan Jose Mourinho untuk meninggalkan
Inter Milan diakui Javier Zanetti sebagai sebuah hal yang berat. Namun, kubu
Inter sudah berusaha sebisa mungkin untuk menahannya.
Wajar kalau Inter merasa kehilangan jika
Mourinho pergi. Sebab, selama dua musim melatih, pria asal Portugal itu sudah
memberikan lima gelar untuk La Beneamata.
Keberhasilan menjuarai Seri A dan Piala Super
Italia di musim 2008/09 dilengkapinya musim ini. Mourinho sukses membawa Inter
meraih treble winner dengan memenangi Seri A, Coppa Italia dan Liga Champions.
"Kami sudah berusaha semampu kami untuk
membuatnya bertahan. Kami ingin dia bertahan karena kami yakin jika tim ini
bisa terus menjadi juara, dan kami ingin melakukannya dengan dirinya sebagai
pemimpin," ujar Zanetti di Football Italia.
"Dalam dua musim terakhir, kami sudah
melakukan pekerjaan dengan baik dan kami berharap dia tetap bertahan untuk
meneruskan kejayaan ini," lanjutnya.
"Kami harus menghormati keputusan
pribadi dan dia sudah memilih untuk pergi. Dia ingin mencoba tantangan lain di
sepakbola Spanyol dan kami mendoakan yang terbaik untuknya," tandas
Zanetti.
Susunan pemain Inter Milan
2009 – 2010
No.
|
Posisi
|
Nama Pemain
|
Kebangsaan
|
1
|
GK
|
Francesco Toldo
|
Italia
|
12
|
GK
|
Julio Cesar
|
Brazil
|
21
|
GK
|
Paolo Orlandoni
|
Italia
|
51
|
GK
|
Vid Belec
|
Slovenia
|
2
|
DF
|
Iván Córdoba
|
Kolombia
|
4
|
DF
|
Javier Zanetti (captain)
|
Argentina
|
6
|
DF
|
Lucio
|
Brazil
|
13
|
DF
|
Maicon
|
Brazil
|
23
|
DF
|
Marco Materazzi
|
Italia
|
25
|
DF
|
Walter Samuel
|
Argentina
|
26
|
DF
|
Cristian Chivu
|
Rumania
|
29
|
DF
|
Giulio Donati
|
Italia
|
39
|
DF
|
Davide Santon
|
Italia
|
5
|
MF
|
Dejan Stanković
|
Serbia and Montenegro
|
7
|
MF
|
Ricardo Quaresma
|
Portugal
|
8
|
MF
|
Thiago Motta
|
Italia
|
10
|
MF
|
Wesley Sneijder
|
Belanda
|
14
|
MF
|
Patrick Viera
|
Perancis
|
15
|
MF
|
Rene Krhin
|
Yugoslavia
|
17
|
MF
|
MacDonald Mariga
|
Kenya
|
19
|
MF
|
Esteban Cambiasso
|
Argentina
|
20
|
MF
|
Joel Obi
|
Nigeria
|
33
|
MF
|
Amantino Mancini
|
Brazil
|
11
|
MF
|
Sulley Muntari
|
Ghana
|
9
|
FW
|
Samuel Eto'o
|
Kamerun
|
18
|
FW
|
David Suazo
|
Honduras
|
22
|
FW
|
Diego Milito
|
Argentina
|
27
|
FW
|
Goran Pandev
|
Macedonia
|
45
|
FW
|
Mario Balotelli
|
Italia
|
49
|
FW
|
Mattia Destro
|
Italia
|
89
|
FW
|
Marko Arnautovic
|
Austria
|