MUSIM KEENAMBELAS
Tahun 2010-2011
Inter Milan musim tahun 2010-2011
Sayangnya, romantisme Inter Milan dan Jose
Mourinho harus berakhir. Mourinho memutuskan untuk menukangi Real Madrid. Inter
lalu menunjuk Rafael Benitez untuk menggantikan Mourinho. Benitez
menyempurnakan prestasi Inter pada 2010 dengan merebut Piala Super Italia dan
Piala Dunia Antarklub. Dengan demikian pada 2010, Inter sukses merebut 5 gelar
sekaligus.
Benitez
Pelatih
baru Inter Milan Rafael Benitez berjanji akan melakukan revolusi cara bermain dalam
skuadnya. Ia menilai Inter di bawah Jose Mourinho hanya mengandalkan serangan
balik yang brutal.
Banyak
yang mempertanyakan apakah Benitez mampu menyamai rekor Mou yang memberikan
treble winners yaitu menjuarai Seri A Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions
musim lalu. Dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport terbitan Selasa
(20/7), Benitez mengungkapkan cara kerjanya. "Skuad kami belum lengkap.
Tapi para pemain menunjukkan mentalitas yang tepat, sikap dan tekad melakukan
apa yang saya minta dengan sebaik mungkin.”
Benitez mengungkapkan musim depan Inter akan
tampil sebagai sebuah tim dengan penguasaan bola lebih baik, tidak seperti saat
ditangani Mou. “Saya melihat Inter (di bawah Mou) menang karena serangan balik
yang brutal. Mereka tidak menguasai bola dengan baik. Tapi saat menyerang
mereka melakukannya dengan sangat cepat.” Untuk
itu Benitez melakukan transfer pemain untuk menunjang taktik dan strategi yang
dia inginkan.
Andrea Ranocchia
Di belakang, ada nama Luca Castellazzi di
bawah mistar gawang. Kemudian ada nama Andrea Ranocchia. Andrea Ranocchia
adalah pesepakbola asal Italia yang memulai karir profesional nya sejak tahun
2006 bersama klub amatir yang bermain di Seri D, Arezzo. Awalnya, Ranocchia
hanya bermain untuk tim Primavera di musim 2005-2006.
Pada 20 Juli 2010, klub Internazionale resmi
memboyong Ranocchia ke Milan dan menandatangani separuh hak registrasi dari
pemain tersebut. Pada 27 Desember 2010, Inter telah resmi membeli kontrak
kepemilikan Ranocchia sepenuhnya dengan biaya kontrak sebesar 12,5 juta Euro.
Nagatomo
Nagatomo dibeli oleh manajemen Internazionale
pada Januari 2011 setelah menunjukkan performa impresif yang berhasil selama
bergabung dan bermain pada separuh pertama musim 2010-2011.
Nagatomo menjadi pemain Asia pertama yang
bergabung dengan Inter selama sejarah klub asal Italia tersebut. Nagatomo
menerima kaos dengan nomor punggung 55 dan mengawali debutnya untuk Inter pada
turnamen klasemen Serie A dengan menggantikan Wesley Sneijder pada pertandingan
melawan AS Roma, satu bulan setelah penandatanganan kontrak.
Nagatomo
Nagatomo juga memiliki cara selebrasi gol
yang unik selama bergabung dengan Inter. Saat ia berhasil mencetak gol,
Nagatomo akan berlari mendatangi kapten tim dan membungkuk tanda pemberian
hormat pada kaptennya, yang akan dibalas dengan gerakan yang sama untuk
menunjukkan penghargaan dan respek kepada rekan timnya tersebut.
Coutinho
Inter Milan yang memenangkan perburuan tanda
tangan Coutinho meskipun banyak juga klub-klub lain yang menginginkannya. Juli
2010, Coutinho resmi pindah ke Inter setelah usianya menginjak 18 tahun. Pemuda
bernama lengkap Philippe Coutinho Correia ini lahir di Rio de Janeiro pada 12
Juni 1992. Coutinho adalah produk dari akademi muda klub Brasil, Vasco da Gama,
yang juga merupakan klub kebanggaan tempat lahirnya, Rio de Janeiro.
Pada 18 Desember 2010, Inter menang 3-0 atas
TP Mazembe di final Piala Dunia Antarklub FIFA 2010 yang dihelat di Abu Dhabi,
Uni Emirat Arab. Meski begitu, rumor pemecatan atas dirinya tetap santer
menyusul ungkapan provokatif yang menyatakan dia ingin dipecat atau tetap
bertahan dengan syarat membeli 4-5 pemain baru pada bursa transfer Januari
2011.
Pada
23 Desember 2010 Benitez secara resmi dipecat oleh Inter dan mendapat pesangon
sekitar 96 miliar. Dia hanya melatih selama enam bulan saja. Gara-gara Benitez
gagal memberikan performa gemilang di Serie A. Inter terancam gagal
mempertahankan Scudetto yang telah direbut dalam 5 musim beruntun.
Javier
Zanetti kapten dari Inter Milan diam-diam ternyata memendam rasa dongkol kepada
mantan pelatihnya Rafael Benitez, menurutnya sang Spaniard hanya telah
menyebabkan kerusakan pada Inter.
"Benitez telah merusak sesuatu dalam
lingkungan kami, dan tentu saja hal itu karena apa yang ia ucapkan seusai Final
Piala Dunia Antar Klub yang lalu," ucap Zanetti kepada La Gazzetta dello
Sport.
"Kami pun bermain baik di bawah
kepelatihan Benitez, dan jika kami bermain dengan skuad inti yang sepenuhnya,
namun komentarnya jelas mencederai kami semua di tim ini,"
"Saya sudah seringkali mengatakan kami
adalah tim yang begitu kompetitif di segala ajang apa bila kami mampu tampil
full team,"
"Namun kami perlu menyikapi setiap laga
satu langkah demi satu langkah, dan berharap klub lainnya membuat kesalahan
untuk langkah mereka sendiri," tutup sang La Bandiera.
Lalu apa yang terjadi saat Final Piala Dunia
Antar Klub tersebut?
Lihatlah komentar Marco Materazzi dan Dejan
Stankovic usai final Piala Dunia Antar Klub. Stankovic menggambarkan posisinya
di bangku cadangan bagaikan 'luka tersayat' sementara Materazzi mengatakan jika
'apa yang dilakukan Benitez bukanlah urusan kami'. Dua pemain ini merupakan
figur kunci, pemimpin di ruang ganti dan sikap mereka menggambarkan seluruh
skuad Inter. Mereka tahu bahwa pelatih mereka tengah karam, namun mereka tak
mau memberikan sedikit pun pertolongan.
Piala Dunia Antar Klub sebenarnya mungkin
menjadi peluang Benitez untuk menyelamatkan pekerjaannya dan ia sudah berhasil
melakukannya, jika saja ia tak terhanyut oleh kemenangan. Sebelum turnamen,
Moratti menyatakan jika memenangkan trofi itu akan mengangkat nilai Benitez
dari 6 menjadi 10. Inter sukses merengkuh gelar kelima mereka, dan jika saja
Benitez mau mempertahankan egonya, mungkin ia akan mendapatkan respek yang ia
inginkan. Sebaliknya, ia bermain api dengan ultimatum 'dukung aku atau pecat
aku' yang kemudian memulai saga pemecatannya.
Aksi ultimatum Benitez itu mungkin menjadi
hal yang jelas betapa ia tak tahu rasa berterima kasih pada Moratti. Ia gagal
memahami bahwa ia bisa dan mungkin saja dipecat jauh sebelum Piala Dunia Antar
Klub digelar, jika itu bukan karena sang presiden.
Leonardo
Akhirnya, posisi Benitez pun digantikan oleh
Leonardo. Leonardo sanggup membawa Inter menduduki posisi runner-up di Serie A
dan menjuarai Coppa Italia. Ini membuat Inter selalu meraih minimal 1 gelar
sejak musim 2004-05 hingga 2010-11.
Dibawah
kepelatihan Leonardo, ada seorang pemain yang ditransfer di tengah musim yaitu Pazzini
memang tampil impresif saat melakoni debutnya usai ditransfer dari Sampdoria.
Turun sebagai pemain cadangan, bomber 26 tahun ini mampu memberikan kontribusi
maksimal. Pazzini menyumbang dua gol yang membuat Inter menyamakan kedudukan
menjadi 2-2, plus sumbangan penalti (akibat dijatuhkan pemain Palermo di kotak
penalti) yang dieksekusi dengan sempurna oleh Samuel Eto’o untuk membalikkan
keadaan dan memberikan Inter poin absolut.
"Saya
tahu Leonardo dengan baik. Dia orang yang sangat pintar, seseorang yang selalu
fokus kepada bola," yakin bek veteran kebangsaan Argentina itu di
Football-Italia.
"Dia punya kelebihan sebagai pelatih
dengan pengalamannya selama menjadi pemain dan sebagai seorang pria,"
tukas Zanetti.
"Saya melihat Leo sangat mampu. Dia itu
sangat cerdas. Kami para pemain harus tetap kompak dan akan membantu dia,"
tukas Zanetti dilansir Football Italia.
"Ini akan jadi tantangan yang
menggelorakan untuk Leonardo dan kami semua, untuk memulai 2011 dengan cara
sebaik mungkin," sambungnya.
"Kami
tidak merasa kenyang dengan kesuksesan. Kami ingin terus meraih
kemenangan," simpul Zanetti.
Leonardo dan Pazzini
Kehadiran Pazzini memudahkannya dalam
menyusun berbagai skema permainan tim. Giampaolo Pazzini lahir pada tanggal 2
Agustus 1984 di Pescia, Italia. Pemain berkebangsaan Italia ini menempati
posisi bermain sebagai seorang striker.
Formasi
tridente yang dimaksud Leo adalah menurunkan Diego Milito, Eto’o dan Pazzini.
Diketahui, ketiga pemain ini memang mampu bekerja sama dengan baik saat melawan
Palermo. Leo sendiri memang tipikal pelatih yang senang menurunkan strategi
menyerang.
Dedikasi
Javier Zanetti pada sepakbola kembali mendapat pengakuan. Kapten Inter Milan
ini dipilih seluruh jurnalis Italia sebagai peraih penghargaan Premio Scirea
atau pebola suri tauladan.
Penghargaan yang telah ada sejak tahun 1992
ini diumumkan pada Senin 26 Juli 2010 waktu Italia. Penghargaan ini diberikan
kepada pemain berusia di atas 30 tahun yang dianggap dapat menjadi contoh bagi
karir seorang pebola.
Zanetti memperoleh 231 dari 371 suara.
Beberapa nama yang sebelumnya meraih penghargaan ini yakni Franco Baresi,
Roberto Baggio, Paolo Maldini, Gianfranco Zola dan terakhir Alessandro Del
Piero.
Biasanya penghargaan ini diberikan bagi
pebola asli Italia. Namun tahun ini menjadi tahun pertama pemain asing juga
dapat dipilih. Dengan kata lain Zanetti yang berasal dari Argentina menjadi
pemain non Italia pertama yang meraih penghargaan ini.
Penghargaan ini diberi nama Premio Scirea
untuk menghormati legenda Juventus Gaetano Scirea yang telah menghabiskan 14
tahun karirnya di Juventus setelah sempat memulai karir di Atalanta.
Mantan kapten Juventus dan timnas Italia ini
meninggal karena kecelakaan mobil di Polandia pada 1989 saat dia menjadi
asisten pelatih Juventus Dino Zoff.
Testimoni sang pelatih
terhadap Zanetti:
"Selamat, Pupi! Kapten
telah membuat rekor baru lagi, yang membuat itu seperti terlihat biasa saja.
Bagi orang lain itu akan jadi sesuatu yang luar biasa. Tapi dalam hal ini, ini
jadi konsekuensi normal dari karier yang telah dia bangun dengan kerja keras.
Bagaimana kau bisa membicarakan seorang kapten tanpa menyalutinya? Dan sekali
lagi angka-angka ini tidak bisa menjelaskan apa yang telah dia persembahkan
untuk Inter dan dunia sepak bola." Leonardo (2010-11)
Susunan pemain Inter Milan
2010 – 2011
No.
|
Posisi
|
Nama Pemain
|
Kebangsaan
|
1
|
GK
|
Julio Cesar
|
Brazil
|
12
|
GK
|
Luca Castellazzi
|
Italia
|
21
|
GK
|
Paolo Orlandoni
|
Italia
|
92
|
GK
|
Alberto Gallinetta
|
Italia
|
2
|
DF
|
Iván Córdoba
|
Kolombia
|
4
|
DF
|
Javier Zanetti (captain)
|
Argentina
|
6
|
DF
|
Lucio
|
Brazil
|
13
|
DF
|
Maicon
|
Brazil
|
15
|
DF
|
Andrea Ranocchia
|
Italia
|
23
|
DF
|
Marco Materazzi
|
Italia
|
24
|
DF
|
Nelson Rivas
|
Kolombia
|
25
|
DF
|
Walter Samuel
|
Argentina
|
26
|
DF
|
Cristian Chivu
|
Rumania
|
34
|
DF
|
Cristiano Biraghi
|
Italia
|
36
|
DF
|
Simone Benedetti
|
Italia
|
37
|
DF
|
Davide Faraoni
|
Italia
|
55
|
DF
|
Yuto Nagatomo
|
Jepang
|
57
|
DF
|
Felice Natalino
|
Italia
|
00
|
DF
|
Luca Caldirola
|
Italia
|
5
|
MF
|
Dejan Stanković
|
Serbia and Montenegro
|
8
|
MF
|
Thiago Motta
|
Italia
|
10
|
MF
|
Wesley Sneijder
|
Belanda
|
14
|
MF
|
Houssine Kharja
|
Maroko
|
17
|
MF
|
MacDonald Mariga
|
Kenya
|
19
|
MF
|
Esteban Cambiasso
|
Argentina
|
20
|
MF
|
Joel Obi
|
Nigeria
|
29
|
MF
|
Philipe Coutinho
|
Brazil
|
33
|
MF
|
Amantino Mancini
|
Brazil
|
11
|
MF
|
Sulley Muntari
|
Ghana
|
88
|
MF
|
Ludovic Biabiany
|
Perancis
|
40
|
MF
|
Nwankwo Obiora
|
Nigeria
|
7
|
FW
|
Giampaolo Pazzini
|
Italia
|
9
|
FW
|
Samuel Eto'o
|
Kamerun
|
22
|
FW
|
Diego Milito
|
Argentina
|
27
|
FW
|
Goran Pandev
|
Macedonia
|
31
|
FW
|
Denis Alibec
|
Rumania
|